Menjadi Pedagang Kulakan
Wirausahainfo.blogspot.com. Zaman semakin modern semakin banyak kebutuhan manusia. Jika mau meneliti dan menganalisa apapun itu sebenarnya ada peluang manusia untuk bisa jadi kaya (materi). Lagi-lagi disini yang saya temui faktor pendidikan, faktor pendidikanlah yang menentukan seberapa besar nilai perspektif manusia dalam menjalani kehidupan. Banyak sekali peluang usaha sebagai pedagang kulakan, antara lain mulai dari kaos, celana training, celana jins, jilbab, sepatu, aksesoris, dan lain-lain.
Modal uang yang besar akan mendapatkan barang-barang yang banyak dalam jumlah besar dan biasanya juga mendapat diskon besar, begitu sebaliknya jika model kecil. Akan tetapi jika modal anda kecil, anda bisa membeli produk secukupnya saja, yaitu pada batas minimal pembelias di toko grosir. Bisanya grosir menjual lusinan atau dalam jumlah 1/2 lusin.
Pertanyaannya adalah, anda ingin menjadi tengkulak yang memiliki resiko relatif lebih kecil dengan pemasukan yg lumayan, atau anda ingin menjadi pedagang yang memproduksi sendiri dagangannya dan resikonya juga relatif lebih besar dan pemasukannya juga besar? Anda sendiri yang bisa mengukur dan menyesuaikan.Ada resiko lain bagi seoran gpedagang tengkulak, yaitu memiliki margin laba yang kecil, hanya mengambil keuntungan selisih antara harga beli dan harga jual. Oleh karena itu seorang tengkulak harus bisa membeli produk dengan harga ditekan, akan tetapi kualitas terjamin.
A. Memulai Bisnis
Berikut ada beberapa tahap yang dilalui untuk memulai bisnis sebagai pedagang kulakan:
1) Tentukan jenis produk yang akan dijual
2) Mulailah mencari informasi tempat pembelian barang yang dibutuhkan, carilah tempat pembelian/grosir yang harganya lebih murah dari harga pasaran. Anda harus melakukan survei ke pasar-pasar grosir yang ada atau mencari informasi melalui media internet.
3) Buatlah list barang-barang yang akan dibeli dan laku dijual. Untuk mengetahui barang itu laku atau tidak anda bias melakukan survey ke pasar-pasar atau mall-mall, lihat dam perhatikan respon para pembeli.
4) Kemas barang dagangan secantik dan semenarik mungkin
5) Tentukan strategi pasar. Menetap disuatu tempat atau strategi jemput, sesuikan dengan jenis barang dagangan.
B. Hambatan Bisnis
Bukan suatu rahasia lagi jika suatu usaha apapun itu mengalami fluktuasi, begitu juga dengan pedagang kulakan. Seperti pepatah, dimana ada gula pasti ada semut. Tempat-tempat yang ramai dan memiliki peluang pasar yang besar pasti banyak pedagan kulakan yang lain yang mungkin berbondong-bondong berjualan di tempat tersebut.
1) Pengunjung yang dating kurang dari target. Hal ini bisa jadi promosi yang dilakukan panitia untuk mengundang masa kuran ggencar.
2) Faktor cuaca. Jangan sekali-kali anda melakukannya pada saat musim penghujan, karena biasanya orang enggan keluar rumah, termasuk untuk menghadiri pameran.
3) Faktor ekonomi. Pameran yang dilakukan pada saat akhir bulan banyak mengurangi daya beli masyarakat, karena ibarat kata bisanya pada saat akhir bula bulan di kenal dengan bulan-bulan tua alias lagi bokek, keadaan kantong tipis, jadi para pembeli tidak jadi membeli dan hanya melihat-lihat saja cenderung menundanya untuk pameran berikutnya
4) Karyawan menungggu bazaar kurang aktif. Kalau para karyawan hanya sekedar duduk tanpa mau menawarkan barang dagangan secara aktif kepada pelanggan bisa mengurangi penjualan.
C. Strategi Bisnis
Sebagai seorang pedagang kulakan yang menjual barang orang lain, resiko yang harus dihadapi adalah baran dagangan tersebut mudah ditemui di tempat lain dan tidak ada keunikan tersendiri. Lalu bagaimana caranya agar bisa bersaing dengan produk dagangan orang lain, berikut ada beberapa cara:
1) Membeli baran gdagangan di grosir atau di sentra-sentra barang yang terkenal dengan harga miring, tetapi tetap terjaga kualitasnya.
2) Buat kemasan secantik semenarik mungkin, beri label atau merk teertentu.
3) Buat penataan barang yang rapi dan indah dipandang, ibarat jika dipandang bisa memanjakan indra penglihatan para pembeli/pelanggan hingga mereka tertarik untuk melihat.
4) Menjual dengan system direct selling atau sales.
5) Menggelar produk di event pameran.
6) Mengikat pelanggan dengan menjadi member,
7) Promosi. Anda bisa mempromosikan melalui internet, pamlet, leaflet, atau dari mulut ke mulut.
8) Menambah item produk. Dalam system ekonomi ada yang disebut dengan bauran pasar (market mix) dimana penjual tidak hanya menjual satu macam produk, tetapi beberapa produk. Hal ini dilakukan terutama oleh pedagang kelontong. Ada satu masa pedagang jenuh dengan barangan yang itu-itu saja. Apalagi jika ada satu pedagang yang sering dating ke satu tempat danmelihat barang dagang yang ada di sana dari waktu ke waktu tidak ada perubahan, hal ini bisa menyurutkan minat pelanggan untuk membeli.
9) Sering-seringlah jalan mencari-cari informasi-informasi terbaru atau bisa juga melalui internetsebagai menu jalan pengembangan usaha anda.
D. Analisa Bisnis
Untuk bisnis kulakan ini sebagai contoh sederhana analisis bisnis jualan baju anak-anak.
Modal Awal:
Terpal 6 meter X Rp 40.000,00 Rp 240.000,00
Alas lapak Rp 150.000,00
Tas Rp 100.000,00
Jumlah Rp 490.000,00
Peralatan mengalami penyusutan selama empat tahun da memiliki nilai residu sebesar Rp 1000,00 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan pertahun = (Rp 490.000,00 – Rp 1000,00 ) : 4 = 122.250,00 pertahun atau sama dengan Rp 10.187,00 perbulan.
Perlengkapan:
Kantong plastic Rp 50.000,00
Spanduk/label Rp 50.000,00
Jumlah Rp 100.000,00
Barang dagangan:
100 potong baju anak @ Rp 20.000,00 Rp 2000.000,00
Perhitungan Laba/Rugi per Bukan:
Pendapatan (100 potong @ Rp 40.000,00) Rp 4000.000,00
Barang dagangan Rp 2000.000,00
Biaya perlengkapan Rp 100.000,00
Biaya retribusi (30 hari @ Rp 2000,00) Rp 60.000,00
Biaya penyusutann peralatan Rp 10.187,00
Biaya lain-lain Rp 20.000,00
Jumlah biaya Rp 2.220.187,00
Laba Bersih Rp 1.779.813,00
Catatan: Analisa harga peralatan, perlengkapan, dan biaya-biaya lain wirausaha / bisnis bisa berubah kapan saja seiring waktu menyesuaikan keadaan ekonomi setiap daerah.
Wirausahainfo.blogspot.com
Motivasi dan inspirasi...