Bisnis Toko Bangunan

Coba anda amati disekitar perumahan dimana anda tinggal, tentu anda akan kaget karena jumlah toko material bangunan yang beroperasi ternyata relatif banyak. Hal ini menandakan bahwa pasar untuk bahan bangunan adalah ceruk yang besar. Tapi meski banyak toko material, apakah pasar bahan bangunan akan mandek jenuh ? Belum tentu karena pasar ini akan tetap mengikuti perkembangan dunia property khususnya industri perumahan. Dari target pembangunan perumahan yang berjumlah 6 juta unit setiap tahun hanya tercapai kurang lebih 800 ribu rumah yang berhasil dibangun. Dari sisi suplai saja masih kedodoran tertinggal sulit untuk memenuhi target tersebut. Sehingga pasar produk yang terkait sektor property masih akan tetap berjaya dimasa depan.

Pasar yang terkait dengan booming sektor perumahan tidak saja hanya developer saja yang dapat mendapatkan untung, pengusaha toko bangunanpun akan kecipratan. Karena segala kebutuhan pembangunan akan melibatkan toko bahan bangunan/material. Masih ditambah lagi bahwa konsumen pasar bahan bangunan tidak saja untuk pembangunan rumah baru saja namun juga untuk kebutuhan renovasi perumahan yang sudah lama berdiri.

Kalau menilik kebanyakan toko bahan bangunan yang sudah ada saat ini kebanyakan adalah toko material yang kurang rapi dan kumuh dengan berbagai bahan material yang disimpan kurang teratur. Saat ini konsumen menuntut toko bahan bangunan dengan konsep yang lebih modern dengan konsep swalayan. Kalau kita perhatikan supermarket bahan bangunan seperti Depo Bangunan bukan didatangi oleh tukang bangunan namun pengunjungnya adalah pemilik rumah atau bangunan yang memilih sendiri produk-produk bahan bangunan yang ingin dipasang dirumahnya. Konsumen dapat memilih sendiri dan berkonsultasi dengan petugas terkait penggunaan atau memilih produk yang sesuai dengan konsep rumah yang hendak dibangun/direnovasi.

Nah saat ini sudah ada beberapa pihak yang melakukan downsizing pasar, tidak hanya membidik pasar yang terlalu besar namun membidik konsumen yang lebih kecil. Pasar yang hendak disasar adalah segmen pasar yang dekat dengan perumahan namun dengan menawarkan konsep toko bahan bangunan dengan yang lebih modern. Saat ini ada beberapa pemilik waralaba yang menawarkan sistim kemitraan dalam bentuk waralaba toko bahan bangunan diantaranya adalah Home Builders Center dan Solusi Rumah Holcim. Dua pemilik waralaba ini meski menawarkan konsep waralaba namun memberikan persayaratan yang sedikit berbeda diantara mereka kepada para calon mitra. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menjatuhkan pilihan kepada pihak mana yang menarik untuk menjalin kerjasama agar tidak menyesal dikemudian hari. Kecocokan dalam konsep bisnis dan kemampuan anggaran adalah dua hal yang minimal perlu dipertimbangkan sebelum setuju menjalin kemitraan. Persyaratan mengenai pengetahuan seluk beluk bisnis bahan bangunan juga berbeda antara dua pewaralaba tersebut. Kedua pewaralaba ini menekankan bahwa konsep usaha toko bahan bangunan ini tidak hanya menjual produk saja namun juga menekankan adanya pelayanan kepada konsumen tidak seperti toko material pada umumnya. Secara umum persyaratan wirausaha dalam sistim kemitraan usaha waralaba adalah sebagai berikut:

Home Buiders Center (HBC)
Persyaratan kemitraan:

1. Tidak perlu keahlian dan pengalaman mengenai usaha bahan bangunan hanya perlu menyediakan lahan usaha beserta izin usahanya

2. Menyediakan bangunan sebagai toko dengan luas antara 200 – 650 m2. Bisa berbentuk rumah ataupun ruko

3. Toko Terletak dilokasi yang strategis

4. Disekitar lokasi toko dalam radius 3 km minimal terdapat 3 kompleks perumahan

5. Menyediakan anggaran sendiri untuk keperluan renovasi toko, biaya manajemen, perizinan, penyediaan sarana dan prasarana toko seperti AC, komputer, billboard dsb.

6. Terdapat tiga kategori toko yaitu 200 m2, 450 m2 dan 650 m2 dengan nilai investasi berkisar antara Rp 300 juta hingga Rp 525 juta tergantung besar toko (sudah termasuk management fee selama 6 tahun).

7. Toko bahan bangunan dengan konsep minimarket dengan sistim bagi hasil (profit sharing) 6,5 % dari penjualan. Bila omset bulanan dibawah Rp 100 juta, mitra tidak akan mendapatkan bagi hasil.

8. Semua kegiatan usaha bisnis toko dilakukan oleh manajemen HBC dengan pelaporan usaha tiap bulan secara transparan dan jelas.

9. Perkiraan modal kembali sekitar 3 tahun

Solusi Rumah Holcim
Persyaratan kemitraannya adalah :

1. Terdiri dari dua jenis bentuk kemitraan : Solusi Rumah Retail dan Solusi Rumah concrete product manufacturer (CPM).

2. Solusi Rumah Retail berbentuk toko material yang menjual berbagai produk bahan bangunan sedangkan Solusi Rumah CPM adalah pabrik bahan bangunan membuat produk seperti: lengkong, batako, dan ubin.

3. Calon mitra sudah berpengalaman atau memiliki usaha toko bahan bangunan sendiri dengan status kepemilikan.

4. Membayar paket waralaba berkisar antara 50 juta hingga 75 juta sudah termasuk franchise fee yang berlaku selama 5 tahun untuk paket Solusi Rumah Retail sedangkan untuk Solusi Rumah CPM butuh modal sebesar 1,4 – 1,7 milyar rupiah (termasuk paket waralaba, franchise fee selama 5 tahun dan pembangunan pabrik termasuk mesin dan peralatan pabrik).

5. Margin sharing untuk mitra sekitar 10 % untuk paket Solusi Rumah Retail dan 20 - 30 % untuk paket Solusi Rumah CPM. Payback period untuk paket Solusi Rumah Retail sekitar 1 tahun dengan asumsi omset penjualan toko mencapai 750 juta rupiah. Sedangkan jangka waktu pengembalian untuk paket Solusi Rumah CPM sekitar 3,5 tahun.
Nah itu gambaran sekilas bila anda ingin bermain dengan sistim kemitraan atau waralaba sebagai wirausaha toko bahan bangunan dengan konsep swalayan baik dengan Home Builders Center atau dengan Solusi Rumah Holcim. Dengan sistim kemitraan yang berbeda anda dapat memilih pihak mana yang anda merasa lebih pas.

Hubungi:

HBC
Jl. Boulevard Raya Blok L/3
Jakarta Utara
Telp: 021-45843005

PT Holcim Indonesia Tbk
Menara Jamsostek North Building 15th floor
Jl. Gatot Soebroto No. 38
Jakarta
Mitraku@holcim