Pembesaran Lele di Kolam Terpal, Minim Biaya Maksimal Untungnya



Potensi pasar
Ikan lele adalah jenis ikan yang tidak mengenal musim. Dari dahulu hingga sekarang permintaan ikan lele tersebut tidak pernah berhenti karena orang tidak bosan mengkonsumsinya. Ikan lele sudah masuk menjadi menu pokok dalam daftar ikan konsumsi air tawar sehingga kapanpun konsumen tetap membelinya. Selain itu produksi ikan lele dapat dipanen kapanpun karena dengan teknologi yang dikembangkan ikan lele seakan tidak mengenal musim produksi.


Tentu tak ada asap tanpa api, maksudnya kalau orang masih mau memproduksi ikan lele karena permintaan yang senantiasa ajek. Coba kita lihat diwarung-warung sepanjang jalan, akan banyak warung makan dengan menu ikan lele sebagai salah satu menunya. Ini berarti permintaan ikan lele tidak hanya dikonsumsi oleh rumah tangga saja namun sektor bisnis makanan juga membutuhkan pasokan ikan lele.

Bahkan sebagai informasi tambahan saja kebutuhan pasokan ikan lele untuk mengisi perut masyarakat se Jabodetabek saja perharinya tidak kurang dari 75 ton, belum lagi kebutuhan perut untuk kota-kota lainnya. Jadi yang jelas segmen pasar ikan lele memang tidak kecil karena memang segmennya adalah masyarakat awam baik tua dan muda dari segenap lapisan masyarakat.

Lokasi Pembesaran
Saat ini dikembangkan metode baru yaitu pembesaran ikan lele dalam kolam terpal. Dengan teknik ini tentu saja akan hemat tidak hanya biayanya saja namun dengan lahan yang terbatas dapat dilakukan, bahkan diteras rumah yang tergolong sempitpun masih bisa dikembangkan. Dengan ukuran kolam terpal seluas 3 kali 5 meter, kolam siap untuk pembesaran ikan lele. Dengan ukuran luas kolam 15 – 20 m2 dapat dihasilkan ikan lele siap konsumsi hingga 400 – 500 kg. Hasil pembesaran dengan hasil yang fantastis bukan?

Jadi untuk usaha pembesaran ikan lele tidak hanya dapat dilakukan dipedesaan saja dimana pekarangan atau halamannya masih lumayan luas, namun diperkotaan dengan lahan yang terbatas masih bisa diusahakan bisnis pembesaran ikan lele.

Jenis kolam terpal sendiri pada dasarnya ada 2 macam yaitu kolam yang berdiri diatas tanah dan kolam yang ditanam ditanah. Untuk kolam diatas tanah tentu saja membutuhkan penahan dinding kolam yang bisa ditambah penyangga dari bambu atau semen batako.

Sedangkan untuk pemilihan bahan terpal diusahakan jenis terpal yang relatif tebal yaitu terpal tipe A5 atau A6 dengan ukuran 8 kali 6 meter. Pemilihan jenis terpal dari jenis yang bagus perlu dilakukan agar tidak sering proses pembesaran ikan lele ini terganggu karena kolam yang bocor atau robek.

Jenis Ikan dan Cara pemeliharaan
Tidak Seperti halnya ikan pada umumnya, faktor kualitas air tidaklah terlalu merepotkan karena ikan lele memang terkenal ikan yang tahan dan dapat hidup dalam kondisi air yang jelek. Namun ada saran bagi anda yang berminat berwirausaha membesarkan ikan lele ini dimana dalam pemukiman warga yang padat disarankan untuk tetap mengganti air secara berkala untuk menghindari keluhan dari tetangga karena air pemeliharaan ikan lele yang sudah tidak sedap baunya.

Untuk bibit ikan, kini diperkenalkan jenis ikan lele baru dengan nama ikan lele sangkuriang sebagai hasil penelitian dari BBAT Sukabumi. Lele sangkuriang ini sebenarnya adalah masih mempunyai darah keturunan dari ikan lele dumbo yang belakangan karena proses pembenihnnya yang kurang bagus kemudian mengalami penurunan kualitas benih. Ikan lele sangkuriang ini kemudian dinobatkan sebagai salah satu ikan unggulan dan diresmikan pelepasannya oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Ikan lele sangkuriang ini menurut kalangan masyarakat awam dikenal dengan rasa yang lebih enak dan gurih dibandingkan dengan ikan lele dumbo yang lebih lembek. Selain lebih enak rasanya, lele sangkuriang ini juga lebih bongsor pertumbuhannya dibandingkan ikan lele dumbo. Dari penaburan benih ikan berukuran 5-8 cm dalam masa pembesaran selama 130 hari dapat dihasilkan ikan seberat 200 – 250 gr/ekor.

Penebaran bibit ikan lele sebaiknya ditebar pada sore hari untuk mengurangi tingkat stres ikan. Untuk luas kolam terpal seluas 15 – 20 m2 dapat ditebar permeternya adalah 300 ekor/m2 dengan ukuran 5-8 cm/ekor. Jadi untuk kolam seluas 15 meter butuh benih ikan lele sebanyak 4.500 ekor.

Untuk lebih memaksimalkan hasil panen ikan lele yang merata, perlu dimonitor perkembangan ukuran besar ikan. Ikan yang sama besar perlu dipisahkan dengan ukuran lainnya agar pemberian pakan dapat merata sehingga ikan yang lebih kecil tidak kalah dalam mendapatkan pakan dibandingkan ikan yang lebih bongsor.

Pada dasarnya ikan lele ini adalah hewan pemakan segalanya alias omnivora. Anda bisa meramu pakannya dengan campuran bahan dedak halus dan ikan rucah dengan komposisi 1:9 atau campuran dedak halus, jagung, bekatul, daging bekicot dengan komposisi 2:1:1:1. Campuran bahan pakan itu bisa diberikan langsung dalam bentuk mentah ataupun sudah dalam bentuk pelet dan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3-4 kali perharinya dengan jumlah bobot pakan sebesar kurang lebih 2 – 5 % dari bobot ikan dikolam

Masa Panen dan Pemasaran
Setelah melewati masa pembesaran selama kurang lebih 2 hingga 4 bulan, ikan lele sudah dapat dipanen dengan ukuran 8 – 12 ekor/kg. Ukuran ini adalah ideal seperti permintaan pasar pada umumnya. Untuk pemanenan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk mengurangi ikan yang stres atau luka yang. Pisahkan ukuran besar atau bobot ikan sesuai dengan ukuran masing-masing. Dan masukkan ikan lele ini selama 1-2 hari ketempat pemberokan sebelum dijual atau dikonsumsi. 

Untuk menjual ikan lele tidaklah sulit karena banyak peminatnya baik dijual kepada langganan warung makan atau dipasok kepasar ikan. Atau anda bisa menjalin kemitraan dengan pabrik pengolahan fillet ikan dengan bahan baku ikan lele.

Analisis Usaha :
Investasi awal :
Pembuatan kolam terpal ukuran 3 x 5 meter Rp. 350.000
Pompa air Rp. 1.500.000
Total investasi Rp. 1.850.000

Biaya operasional :
Pembelian benih uk 7 – 8 cm/ekor sebanyak 4.500 ekor @ Rp 140/ekor Rp. 630.000
Pakan 400 kg @ 6.000 Rp. 2.400.000
Pupuk kandang Rp. 5.000
Biaya lainnya Rp. 150.000
Penyusutan 10 % Rp. 185.000
Total biaya operasional Rp. 3.370.000

Rugi/Laba :
Pendapatan 400 kg @ Rp. 11.000 Rp. 4.400.000
Keuntungan : Rp. 4.400.000 – 3.370.000 Rp. 1.030.000
______________________________________________________________________
Catatan: Analisa harga peralatan, perlengkapan, dan biaya-biaya lain wirausaha / bisnis bisa berubah kapan saja seiring waktu menyesuaikan keadaan ekonomi setiap daerah.